CBIS (Computer Based Information System) dan
Evolusinya
1. CBIS
(Computer Based Information System)
Menurut Fatta (2007),
istilah Computer Based Information
System (CBIS) sebenarnya mengacu pada sistem informasi yang
dikembangkan berbasis teknologi komputer. Computer Based Information System = hardware + software + people + prosedur + information.
Menurut Rukun dan Hayadi
(2018) sistem informasi berbasis komputer atau Computer Based Information
System (CBIS) merupakan sistem pengolahan suatu data menjadi sebuah
informasi yang berkualitas dan dapat dipergunakan sebagai alat bantu yang
mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan kendali serta visualisasi dan
analisis. Dalam CBIS biasanya berkaitan dengan data, informasi, sistem, sistem
informasi, dan basis komputer.
Menurut Roharjana (2017) CBIS merupakan kumpulan dari perangkat
keras (hardware), perangkat lunak (software), pangkalan data (database), telekomunikasi, manusia, dan
prosedur yang dikonfigurasikan untuk mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, dan
memproses data menjadi informasi.
Komponen dari CBIS
menurut Roharjana (2017) :
a. Hardware
Merupakan perangkat komputer yang digunakan untuk
memasukkan input, pemrosesan serta mengeluarkan output.
b. Software
Merupakan program komputer yang mengelola operasi dari
komputer.
c. Database
Mengorganisasikan koleksi dari fakta dan informasi.
d. Telekomunikasi
Merupakan transmisi elektronik dari sinyal untuk
komunikasi. Memungkinkan organisasi untuk mengatur proses dan tugas secara
efektif lewat jaringan komputer.
e. Manusia
Merupakan elemen terpenting, karena bisa menentukan keberhasilan
atau kegagalan dan implementasi sistem informasi berbasis komputer dalam suatu
organisasi.
f. Procedure
Merupakan strategi kebijakan, metode, dan peraturan
untuk menggunakan sistem informasi berbasis komputer.
Kelebihan
CBIS:
·
Penghematan waktu
(time saving)
·
Penghematan biaya
(cost saving)
·
Peningkatan
efektifitas (effectiveness)
·
Pengembangan
teknologi (technology development)
·
Pengembangan
personel akuntansi (accounting staff development).
Kelemahan CBIS:
·
Biayanya yang
tinggi untuk memulai proses
·
Resiko sistem
tidak berjalan dan gagal
·
Ketidak seriusan
dalam menjalankan sistem
·
Kemungkinan adanya
Pro dan Kontra
·
karena kurangnya
sosialisasi.
Peran Manusia dalam CBIS
Ø Spesialis Informasi
·
System analyst
·
Database
Administrator
·
Network Specialist
· Programmer
· Operator
2. Evolusi CBIS
a. EDP (Electronic Data Processing)
EDP hadir
saat teknologi alat pengolah data berkembang maju mulai dari mesin manual,
mesin elektrik, sampai ke komputer, maka semua bidang pekerjaan yang ada dalam
organisasi berkembang kearah pengukuran-pengukuran dengan
perhitungan-perhitungan teliti dan rumit yang dapat dikerjakan dengan bantuan
alat pengolahan data yang canggih. Harga peralatan pengolah data itu pun makin
lama makin terjangkau oleh kemampuan organisasi, sehingga setiap unit kerja
sudah dapat memiliki alat pengolah sendiri. Pengolahan data yang rumit dan
memerlukan kapasitas alat pengolah (komputer) yang besar yang tidak dapat
dikerjakan oleh sesuatu unit kerja, dapat diserahkan pengerjaannya pada unit
pengolah data sentral yang disebut EDP.
Fungsi EDP
yakni membantu mengolah data dari berbagai unit dalam organisasi, karena
kapasitas peralatan pengolahan (komputer) yang terdapat pada unit masing-masing
tidak mampu mengolah data yang ada. EDP bukanlah berfungsi sebagai pusat
formasi, fungsinya adalah membantu mengolah data unit-unit kerja atau
menyediakan informasi yang diperlukan organisasi secara keseluruhan. Karena itu
EDP disebut sebagai pusat pengolahan data (Amsyah, 2005).
b. SIM (Sistem Informasi
Manajemen)
SIM adalah sebuah sistem
informasi pada level manajemen yang berfungsi untuk membantu perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan dengan menyediakan resume rutin dari
laporan-laporan tertentu. SIM mengambil data mentah dari TPS dan mengubahnya
menjadi kumpulan data yang lebih berarti yang dibutuhkan manajer untuk
menjalankan tanggung jawabnya. Untuk mengembangkan suatu Shim diperlukan
pemahaman yang baik tentang informasi apa saja yang dibutuhkan manajer dan
bagaimana mereka menggunakan informasi tersebut (Roharjana, 2017).
c. Otomatisasi
Kantor (Office Automation/OA)
OA berfungsi memudahkan
komunikasi dan meningkatkan produktivitas di antara para manajer dan pekerja
kantor Melalui penggunaan alat-alat elektronik.
OA dimulai tahun 1964
saat IBM mengumumkan produknya, Magnetic
Tape/Selectric Typewriter (MT/TS),
yaitu mesin tik yang dapat mengetik kata-kata yang telah terekam dalam pita
magnetik. Operasi pengetikan otomatis ini mengarahkan pada aplikasi OA yang
disebut pengolahan kata (word processing).
Otomatisasi kantor telah
berkembang meliputi beragam aplikasi konferensi jarak jauh (teleconferencing), voice mail,
surat elektronik (elektronic mail), elektronic calendaring, facsmile transmission, dan destop publishing. Kita menggunakan istilah kantor virtual (virtual office) untuk menggambarkan
semua aplikasi otomatisasi kantor. Semua aplikasi ini dimaksudkan untuk
mempermudah komunikasi (Suryana,2012).
d. Expert System
Menurut Roharjana
(2017), Expert System (ES)
merupakan representasi pengetahuan yang menggambarkan cara seseorang ahli dalam
mendekati suatu masalah. ES lebih berpusat pada bagaimana mengkodekan
memanipulasi pengetahuan dari informasi (misalnya aturan if...then...). Adapun
cara kerja ES sebagai berikut:
a) Pengguna
berkomunikasi dengan sistem menggunakan dialog interaktif.
b) ES
menanyakan pertanyaan (yang akan ditanyakan seorang pakar) dan pengguna memberikan jawaban.
c) Jawaban
digunakan untuk menentukan aturan mana yang dipakai dan ES menyediakan
rekomendasi berdasarkan aturan yang telah disimpan.
d) Seorang knowledge
engineer bertanggung jawab pada bagaimana melakukan akuisisi pengetahuan,
sama seperti seorang analis tetapi dilatih untuk menggunakan teknik yang
berbeda.
Referensi:
Amsyah, Z. (2005). Manajemen
sistem informasi. Jakarta: Gramedia.
Fatta, H. A. (2007). Analisis
dan perancangan sistem informasi untuk keunggulan bersaing perusahaan dan
organisasi modern. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Roharjana, I. K. (2017). Pengembangan
sistem informasi menggunakan metodologi agile. Yogyakarta: Deepublish.
Rukun, K., & Hayadi, H.
(2018). Sistem informasi berbasis expert system. Yogyakarta: Deepublish.
Suryana, D. (2012). Sistem
teknologi informas jilid 1: komputer sebagai sistem organisasi. USA:
CreateSpace Independent Publishing Platform.
0 comments:
Posting Komentar